Jenis-jenis LNB dan Perbedaannya

Jenis-jenis LNB dan Perbedaannya
Jenis-jenis LNB dan Perbedaannya

Dalam tulisan ini saya akan membagikan artikel tentang jenis-jenis LNB yang ada di Indonesia dan perbedaannya. Tulisan ini akan menjawab pertanyaan tentang LNB apa yang cocok untuk parabola anda.

LNB adalah singkatan dari Low-Noise Block Downconverter. LNB adalah alat penangkap sinyal yang dipancarkan dari satelit di luar angkasa. Sinyal yang ditangkap oleh dish atau piringan parabola kemudian difokuskan ke LNB.

LNB lalu akan mengubah gelombang radio tersebut menjadi sinyal yang kemudian diteruskan lewat kabel ke perangkat receiver. Selanjutnya receiver akan menterjemahkan sinyal tadi menjadi siaran televisi yang bisa anda nikmati.

Sebenarnya ada banyak macam LNB di sleuruh dunia, namun yang beredar di Indonesia secara umum hanya ada 3 macam saja yakni LNB C-Band, LNB Ku-Band, dan LNB S-Band. Masing-masing LNB ini mempunyai cakupan (range) frekuensi yang berbeda-beda.

LNB C-band


Kelebihan dan Kekurangan LNB C-Band

Sekarang kita akan mempelajari kelebihan dan kekurangan LNB C-band. LNB C-Band adalah jenis LNB yang paling banyak dipakai di Indonesia. Itu adalah hal yang wajar mengingat parabola jaring memang lebih dahulu masuk dan berkembang di Indonesia.

LNB C-band biasanya digunakan untuk menangkap sinyal satelit melalui parabola yang free-to-air alias gratis. Jadi anda bisa mendapatkan banyak channel FTA meskipun ada beberapa channel yang diacak. Meski begitu, LNB ini masih dapat menangkap channel yang diacak dengan input biss key.

Harga LNB C-Band tergolong murah dengan kisaran mulai 30 ribu rupiah tergantung merk dan jumlah outputnya. Dibalik harganya yang murah dan kemampuannya dalam menangkap siaran FTA (free to air), LNB C-band juga memiliki kelemahan.

Kelemahan LNB C-band adalah anda harus memakai dish (piringan) parabola dengan ukuran minimal 6 feet. Akan lebih bagus jika memakai solid dish.

LNB C-band bekerja pada frekuensi 5150 MHz - 5750 MHz. Meskipun LNB C-band juga bisa dipakai pada dish bekas parabola pay TV seperti Indovision, BigTV, atau Aora namun harus menggunakan alat tambahan yang disebut kerucut/teropong (scalar ring) pada LNB-nya.

LNB Ku-band


Kelebihan dan Kekurangan LNB Ku-Band

Awalnya, LNB Ku-band lebih populer untuk pay TV seperti K-Vision, Astro, Aora, BigTV, dan sebagainya. Berbeda dengan LNB C-Band, LNB Ku-band tidak membutuhkan dish yang besar. Anda bahkan bisa memakai dish mini dengan ukuran 45 cm untuk menangkap sinyal satelit.

Ukuran LNB Ku-band lebih kecil dari LNB C-band dan bekerja pada kisaran frekuensi yang lebih tinggi, yakni 9750 MHz - 10750 MHz. Karena LNB ini bekerja pada frekuensi tinggi, maka lebih baik jika menggunakan dish yang solid.

Dengan bidang pantul yang rapat, maka LNB dapat mengumpulkan sinyal yang lebih banyak sehingga diharapkan bisa mendapat kualitas gambar dan suara yang jernih. Saat ini, parabola Ku-band banyak digunakan untuk menangkap siaran FTA seperti Ninmedia dan Garmedia.

Kelebihan LNB Ku-band adalah dapat menangkap sinyal dengan kualitas setara HD (high definition), ukuran parabola yang kecil sehingga tidak banyak memakan tempat, dan harga perangkat yang tergolong sangat murah.

Kekurangan LNB Ku-band adalah tidak tahan cuaca. Sinyal mudah hilang (no signal) jika di area penangkapan sinyal satelit terjadi hujan lebat, badai, atau terhalang awan tebal. Selain itu, banyak channel yang diacak atau harus dibuka dengan receiver rekomendasi.

LNB S-band


Kelebihan dan Kekurangan LNB S-Band

Pada bagian terkahir ini kami akan menjelaskan pengertian LNB S-band. LNB S-band tidak terlalu populer di kalangan tracker dan pencinta parabola karena hanya bisa digunakan untuk menangkap siaran berbayar satelit pay TV seperti Indovision, Okevision, dan MNC Vision.

LNB S-band bekerja pada frekuensi rendah yaitu 3620 MHhz. Ukuran LNB-nya sendiri lebih besar dari LNB C-band dan berbentuk bulat. LNB jenis ini bisa menggunakan dish ukuran kecil minimal 60 cm untuk mendapatkan kualitas tayangan yang sempurna.

Kelebihan LNB S-band adalah tahan cuaca apapun. LNB tetap bisa mendapatkan sinyal meskipun dalam kondisi hujan lebat atau badai sekalipun. Sinyalnya juga relatif stabil dan jarang terjadi gangguan.

Namun kelemahan LNB S-band terletak pada siaran satelitnya dimana hanya dapat menangkap channel dari pay tv (TV berbayar) saja. Hampir tidak ada channel FTA yang bisa kita dapatkan si sini. Namun para tracker bisa menggunakan jalur Fly untuk menikmati siaran berlangganan dengan harga sangat murah.

Beberapa orang ada yang mencoba melakukan modifikasi LNB S-Band ke Ku-band. Namun hal ini jelas sia-sia belaka karena jangkauan frekuensi, komponen, dan cara kerja kedua LNB itu berbeda. Jadi jika ada yang menawarkan cara mengganti LNB S-band ke Ku-band lebih baik diabaikan saja.

Itulah penjelasan kami mengenai jenis-jenis LNB yang banyak digunakan di Indonesia sekaligus perbedaannya. Setiap LNB memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Silahkan pilih yang sesuai dengan kebutuhan anda.

Penutup


Anda telah membaca tulisan TV Gratis Indonesia yang berjudul:
Jenis-jenis LNB dan Perbedaannya
Dengan alamat URL:
https://www.tvgratis.my.id/2020/09/jenis-jenis-lnb-dan-perbedaannya.html

TV Gratis Indonesia adalah situs yang memberikan tips dan trik nonton TV secara gratis, siaran streaming, dan cara tracking parabola tanpa bayar iuran bulanan selamanya.
Jangan lupa subscribe dengan cara bookmark blog ini.